"/>

Senin, 27 Januari 2014

Perbedaan Esensial KTSP dan Kurikulum 2013

Perbedaan pokok antara KTSP atau kurikulum tingkat satuan pendidikan (Kurikulum 2006) yang selama ini diterapkan dengan Kurikulum 2013 yang akan dijalankan secara terbatas mulau Juli 2013 yaitu berkaitan dengan perencanaan pembelajaran. Dalam KTSP, kegiatan pengembangan silabus merupakan kewenangan satuan pendidikan, namun dalam Kurikulum 2013 kegiatan pengembangan silabus beralih menjadi kewenangan pemerintah, kecuali untuk mata pelajaran tertentu yang secara khusus dikembangkan di satuan pendidikan yang bersangkutan.

Meskipun silabus sudah di kembangkan oleh pemerintah pusat , namun guru tetap dituntut untuk dapat memahami seluruh pesan dan makna yang terkandung dalam silabus, terutama untuk kepentingan operasionalisasi pembelajaran. Oleh karena itu, kajian silabus tampak menjadi penting, baik dilakukan secara mandiri maupun kelompok sehingga diharapkan para guru dapat memperoleh perspektif yang lebih tajam, utuh dan komprehensif dalam memahami seluruh isi silabus yang telah disiapkan tersebut.

Adapun penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) masih merupakan kewenangan guru yang bersangkutan, yaitu dengan berusaha mengembangkan dari Buku Babon (termasuk silabus) yang telah disiapkan pemerintah.

Perbedaan esensial dari KTSP dan kurikulum 2013 itu sendiri adalah sebagai berikut :

1. Kurikulum KTSP :
  • Mata pelajaran tertentu mendukung kompetensi tertentu
  • Mata pelajaran dirancang berdiri sendiri dan memiliki kompetensi dasar sendiri 
  • Bahasa Indonesia sejajar dengan mapel lain
  • Tiap mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan berbeda 
  • Tiap jenis konten pembelajaran diajarkan terpisah
  • Tematik untuk kelas I-III (belum integratif) 
  • TIK mata pelajaran sendiri 
  • Bahasa Indonesia sebagai pengetahuan 
  • Untuk SMA ada penjurusan sejak kelas XI 
  • SMA dan SMK tanpa kesamaan kompetensi 
  • Penjurusan di SMK sangat detil 

2. Kurikulum 2013
  • Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi (Sikap, Keteampilan, Pengetahuan)
  • Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain dan memiliki kompetensi dasar yang diikat oleh kompetensi inti tiap kelas
  • Bahasa Indonesia sebagai penghela mapel lain (sikap dan keterampilan berbahasa)
  • Semua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang sama (saintifik) melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar
  • Bermacam jenis konten pembelajaran diajarkan terkait dan terpadu satu sama lainKonten ilmu pengetahuan diintegrasikan dan dijadikan penggerak konten pembelajaran lainnya
  • Tematik integratif untuk kelas I-III
  • TIK merupakan sarana pembelajaran, dipergunakan sebagai media pembelajaran mata pelajaran lain
  • Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan carrier of knowledge
  • Tidak ada penjurusan SMA 
  • Ada mata pelajaran wajib, peminatan, antar minat, dan pendalaman minat
  • SMA dan SMK memiliki mata pelajaran wajib yang sama terkait dasar-dasar pengetahuan, keterampilan dan sikap.
  • Penjurusan di SMK tidak terlalu detil sampai bidang studi, didalamnya terdapat pengelompokkan peminatan dan pendalaman

TAKSONOMI BLOOM



Taksonomi bloom mulai diperkenalkan oleh Benjamin Bloom pada tahun 1956. Taksonomi bloom mengkategorikan kemahiran dan objektif yang ingin dicapai oleh pelajar kepada 3 domain iaitu kognitif, afektif dan psikomotor. 


1.      Domain kognitif digunakan untuk mengukur kemahiran intelektual.
2.      Domain afektif digunakan untuk mengukur kemahiran generik, yang telah diterapkan kepada pelajar melalui penglibatan pelajar dalam persatuan-persatuan dan juga dalam pelbagai perbincangan secara berkumpulan seperti dalam kursus rekabentuk sistem dan sebagainya.

3.      Domain psikomotor pula bertujuan mengukur kemahiran praktikal dan teknikal. Kemahiran ini diterapkan melalui proses latihan industri, ujikaji makmal dan juga lawatan teknikal.


       Kemahiran kognitif merupakan domain taksonomi yang digunakan untuk mengukur kemahiran intelektual berdasarkan satu hirarki kognitif yang disusun dari aras rendah hingga ke aras tinggi iaitu aras pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan penilaian.Taksonomi ini diperkenalkan pada tahun 1956 oleh Benjamin S. Bloom untuk tujuan pendidikan. 

        Pada asalnya, domain kognitif Taksonomi Bloom dibahagikan kepada enam aras. Namun, sekitar tahun 1990-an, terdapat beberapa perubahan telah dilakukan secara berperingkat. Antara perubahan yang telah dilaksanakan ialah perubahan terminologi. Sebagai contoh, tema pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan penilaian ditukarkan kepada mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalis, menilai dan membina.


1.      Pengetahuan (Knowledge)
Mengingat kembali, mengenal idea, fakta asas, definisi teori, hukum, tarikh, peristiwa dan lain-lain daripada pembelajaran yang lepas.
Contoh: Nyatakan, terangkan, namakan, labelkan.


2.      Pemahaman (Comprehension)
Mengubah kefahaman daripada satu bentuk kepada satu bentuk yang lain, menyatakan idea-idea utama dalam ayat sendiri, menterjemah, memberi contoh kepada konsep, menterjemah draf.
Contoh: Pilih, terangkan, tulis semula.


3.      Aplikasi (Application)
Menggunakan maklumat dalam situasi yang baru, termasuk menyelesaikan masalah menggunakan prinsip, kaedah, hukum, teori, formula. Membina graf daripada data, dan lain-lain.
Contoh: Selesaikan, ramalkan, cari, kesilapan, bina alat.


4.      Analisis (Analysis)
Memecahkan sesuatu yang kompleks kepada yang kecil, membezakan fakta daripada pendapat, kaitan kenal di antara bahagian, kenali struktur organisasi.
Contoh: Bezakan, pasti, pilih.


5.      Sintesis (Synthesis)
Menyepadu, mencantum idea menjadi satu, usaha tersendiri, menyelesaikan masalah, membuat ramalan, membuat klasifikasi.
Contoh: Bina, hasilkan, susun, kembangkan.



6.      Penilaian (Evaluation)
Membuat pertimbangan termasuk memberi rasional atas alasan dalaman atau luaran, menafsir dan mengkritik.
Contoh: Pilih, berikan alasan, kritikan, buktikan.

Minggu, 26 Januari 2014


Metode Lilliefors Untuk Uji Normalitas

Uji lilliefors digunakan bila ukuran sampel (n) lebih kecil dari 30.Misalkan sampel acak dengan hasil pengamatan : x1 ,x2 , …,xn .Akan diuji apakah sampel tersebut berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak?


Langkah-langkah pengujian

1. Rumuskan Hipotesis:

Ho : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
H1 : sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal
α : taraf nyata


2. Data diurutkan dari terkecil ke terbesar
3. Cari rata-rata, simpangan baku sampel (program SD)

4. Tentukan angka baku



5. Hitung peluang F(zi ) = P(zi)

6. Hitung proporsi yang lebih kecil atau sama dengan zi -> S( zi)

7. Hitung | F(zi) – S(zi) |

8. Statistik Uji :

     Nilai terbesar dari | F(zi) -S(zi) |

 9. Dengan α tertentu tentukan titik kritis L
10. Kriteria uji : tolak Ho jika Lo >= Ltabel , terima dalam hal lainya.




Sabtu, 25 Januari 2014


Apa Itu Tsunami?


Tsunami berasal dari bahasa Jepang, yakni tsu yang berarti pelabuhan dan nami yang berarti gelombang. Secara harfiah, tsunami berarti ombak besar di pelabuhan, namu arti yang lebih luas adalah perpindahan badan air yang disebabkan perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba.

Tsunami sering terjadi di Jepang, setidaknya ada 195 tsunami telah terjadi. Karena itulah, gelombang air laut akibat gempa ini lalu memakai istilah dalam frase/kata Jepang.

Perubahan permukaan laut ini bisa disebabkan gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau hantaman meteor di laut. Gempa yang bisa menyebabkan tsunami adalah gempa yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0-30 km) dengan kekuatan minimal 6,5 Skala Richter (SR),

Selain gempa, benda kosmis atau meteor yang jatuh bisa memicu tsunami. Jika ukuran benda ini cukup besar, megatsunami yang tingginya ratusan meter bisa terjadi dan memiliki kekuatan untuk menenggelamkan beberapa pulau. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah.

Tenaga yang ada pada gelombang tsunami bergantung pada fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami bisa merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam (setara kecepatan pesawat). Ketinggian gelombang ini di laut dalam hanya sekitar satu meter.

Demikian, laju gelombang tak akan dirasakan kapal yang ada di tengah laut. Namun ketika mendekati pantai, kecepatannya akan menurun sekitar 30 km per jam dan berbahayanya, ketinggiannya akan meningkat mencapai puluhan meter. Hantaman tsunami bisa meluas hingga puluhan kilometer dari bibir pantai.

Material yang terbawa gelombang ganas ini bisa menimbulkan kerusakan dan korban jiwa. Selain itu, gelombang ini akan merusak apa pun yang dilewatinya, mulai dari bangunan, tumbuh-tumbuhan dan korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin di lahan pertanian, tanah, dan air bersih.
Sejarawan Yunani Thucydides merupakan orang pertama yang mengaitkan tsunami dengan gempa bawah laut. Namun hingga abad ke-20, pengetahuan mengenai penyebab tsunami masih sangat minim.

Penelitian pun terus dilakukan guna memahami penyebabnya. Teks geologi, geografi, dan oseanografi lampau menyebut tsunami sebagai ‘gelombang laut seismik’.
Beberapa kondisi meteorologis, termasuk badai tropis yang bisa memicu gelombang badai meteor tsunami yang tingginya beberapa meter di atas gelombang laut normal. Ketika badai ini mencapai daratan bentuknya mirip tsunami, meski bukan. Gelombang ini akan menggenangi daratan dan pernah terjadi di Myanmar pada Mei 2008.

Wilayah di sekeliling Samudra Pasifik memiliki Pacific Tsunami Warning Centre (PTWC) yang memberi peringatan jika ada ancaman tsunami di wilayah ini. Wilayah di sekeliling Samudera Hindia sedang dibangunIndian Ocean Tsunami Warning System (IOTWS) yang nantinya akan berpusat di Indonesia.


sumber : http://senirupa.itb.ac.id/

Tugas Makalah Pendidikan Keprofesian

A. Pengertian Profesi

Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris"Profess", yang dalam bahasa Yunani adalah "Επαγγελια", yang bermakna: "Janji untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara tetap/permanen". Dalam kamus Bahasa Indonesia, profesi diartikan sebagai “bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (seperti keterampilan, kejuruan dan sebagainya) tertentu.

Sedangkan menurut beberapa ahli, profesi dapat diartikan sebagai berikut :
  • Menurut Siti Nafsiah, Profesi adalah suatu pekerjaan yang dikerjakan sebagai sarana untuk mencari nafkah hidup sekaligus sebagai sarana untuk mengabdi kepada kepentingan orang lain (orang banyak) yang harus diiringi pula dengan keahlian, ketrampilan, profesionalisme, dan tanggung jawab.
  • Menurut Schein, E.H (1962), Profesi adalah suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun suatu set norma yang sangat khusus yang berasal dari perannya yang khusus di masyarakat.
  • Menurut Hughes, E.C (1963), Perofesi menyatakan bahwa ia mengetahui lebih baik dari kliennya tentang apa yang diderita atau terjadi pada kliennya.
  • Daniel Bell (1973), Profesi adalah aktivitas intelektual yang dipelajari termasuk pelatihan yang diselenggarakan secara formal ataupun tidak formal dan memperoleh sertifikat yang dikeluarkan oleh sekelompok / badan yang bertanggung jawab pada keilmuan tersebut dalam melayani masyarakat, menggunakan etika layanan profesi dengan mengimplikasikan kompetensi mencetuskan ide, kewenangan ketrampilan teknis dan moral serta bahwa perawat mengasumsikan adanya tingkatan dalam masyarakat.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Contoh profesi adalah pada bidang hukum, kedokteran, keuangan, militer,teknik dan desainer.

Profesi Guru
Guru adalah orang yang pekerjaan, mata pencahariannya mengajar. Guru juga merupakan sosok yang mengemban tugas mengajar, mendidik dan membimbing peserta didiknya. Jadi profesi guru adalah suatu pekerjaan yang di dalamnya terdapat tugas-tugas dan syarat-syarat yang harus dijalankan oleh seorang guru yaotu mengajar dan mendidik serta membimbing peserta didiknya dengan penuh dedikatif, sesuai dengan bidang keahliannya dan selalu melakukan improvisasi diri.

Profesional
Dalam Kamus Besar Indonesia, profesional diartikan sebagai sesuatu yang memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya, dengan kata lain profesional yaitu serangkaian keahlian yang dipersyaratkan utuk melakukan suatu pekerjaan yang dilakukan secara efesien dan efektif tingkat keahlian yang tinggi dalam rangka untuk mencapai tujuan pekerjaan yang maksimal.

Profesionalisme
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, profesionalisme mempunyai makna mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau yang profesional. Profesionalisme merupakan sikap dari seorang yang profesional, artinya sebuah pernyataan yang menjelaskan bahwa setiap pekerjaan hendaklah dikerjakan oleh seseorang yang mempunyai keahlian dalam bidangnya atau profesinya. Seorang guru dinyatakan masuk kategori Profesionalisme bila :
1)      Memiliki komitmen pada siswa dan proses belajarnya.
2)      Secara mendalam menguasai bahan ajar dan cara mengajarkannya.
3)      Bertanggung jawab memantau kemajuan belajar siswa melalukukan teknik evaluasi.
4)      Mampu berpikir sistematis dalam melakukan tugasnya.
5)      Dapat menjadi teladan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinal

Ciri-ciri Profesi
a)      Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan dibandingkan dengan kepentingan pribadi
b)      Memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi, serta mampu mengikuti perkembangan dalam         pertumbuhan jabatan.
c)      Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaannya, tingkah laku, sikap dan cara kerja.
d)     Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus.

BOrganisasi Profesi Keguruan
1. Pegertian
Organisasi profesi dapat diartikan sebagai organisasi yang anggotanya adalah para praktisi yang menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung bersama untuk melaksanakan fungsi-fungsi sosial yang tidak dapat mereka laksanakan dalam kapasitas mereka sebagai sebagai individu. Adapun Organisasi profesi guru sendiri adalah suatu wadah perkumpulan orang-orang yang memiliki suatu keahlian khusus dalam mendidik.

2. Fungsi Organisasi Profesi Keguruan
Organisasi profesi kependidikan berfungsi sebagai pemersatu seluruh anggota profesi dalam kiprahnya menjalankan tugas keprofesiannya, dan memiliki fungsi peningkatan kemampuan profesional profesi ini.
  • Fungsi Pemersatu, Yaitu dorongan yang menggerakkan para profesional untuk membentuk suatu organisasi keprofesian. Motif tersebut begitu bervariasi, ada yang bersifat sosial, politik ekonomi, kultural, dan falsafah tentang sistem nilai. Motif intrinsik dan ekstrinsik.Intrinsik, para profesional terdorong oleh keinginannya mendapat kehidupan yang layak, sesuai dengan tugas profesi yang diembannya. Secara ekstrinsik mereka terdorong oleh tuntutan masyarakat pengguna jasa suatu profesi yang semakin hari semakin kompleks.
  • Fungsi Peningkatan Kemampuan Profesional, Fungsi kedua dari organisasi kependidikan adalah meningkatkan kemampuan profesional pengemban profesi kependidikan ini. Fungsi ini secara jelas tertuang dalam PP No. 38 tahun 1992, pasal 61 yang berbunyi: Tenaga kependidikan dapat membentuk ikatan profesi sebagai wadah untuk meningkatkan dan mengembangkan karier, kemampuan, kewenangan profesional, martabat, dan kesejahteraan tenaga kependidikan. Bahkan dalam UUSPN tahun 1989, pasal 31 ; ayat 4 dinyatakan bahwa :Tenaga kependidikan berkewajiban untuk berusaha mengembangkan kemampuan profesionalnya sesuai dengan perkembangan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan bangsa. Kompetensi merupakan kecakapan atau kemampuan mengerjakan kependidikan.Menurut Johnson kompetensi dibangun oleh 6 perangkat kompetensi berikut ini.
Ø  Performence componen
Ø  Subject component
Ø  Professional component
Ø  Process component
Ø  Adjustment component
Ø  Attidudes component

Kurikulum 1994 dapat dilakukan melalui dua program, yaitu program terstruktur dan tidak terstruktur.Program terstruktur adalah program yang dibuat dan dilaksanakan sedemikian rupa, mempunyai bahan dan produk kegiatan belajar yang dapat diakreditasikan secara akademik dalam jumlah SKS tertentu. 

Program tidak terstruktur adalah program pembinaan dan pengembangan tenaga kependidikan yang dibuka berdasarkan kebutuhan tertentu sesuai dengan tuntutan waktu dan lingkungan yang ada. Terlingkup dalam program tidak terstruktur ini adalah :
Ø  Penataran tingkat nasional
Ø  Supervisi
Ø  Pembinaan dan pengembangan sejawat
Ø  Pembinaan dan pengembangan individual

3. Tujuan Organisasi Profesi Keguruan

    Salah satu tujuan organisasi ini adalah mempertinggi kesadaran sikap, mutu dan kegiatan profesi guru serta meningkatkan kesejahteraan guru.
   Sebagaimana dijelaskan dalam PP No. 38 tahun 1992, pasal 61, ada lilma misi dan tujuan organisasi kependidikan, yaitu: meningkatkan dan/atau mengembangkan (1) karier, (2) kemampuan, (3) kewenangan profesional, (4) martabat, dan (5) kesejahteraan seluruh tenaga kependidikan. Sedangkan visinya secara umum ialah terwujudnya tenaga kependidikan yang profesional.
    Organisasi profesi sebagaimana telah disebutkan dalam UU RI pasal 40 ayat 1 mempunyi tujuan untuk memajukan profesi, meningkatkan kompetensi, krir, wawasan pendidikan, perlindungan profesi, kesejahteran, dan pengabdian dalam masyarakat. Sebagaimana dijelaskan dalam PP No. 38 tahun 1992, pasal 61, ada lima misi dan tujuan organisasi kependidikan, yaitu : meningkatkan dan/atau mengembangkan. Sedangkan visinya secara umum ialah terwujudnya tenaga kependidikan yang profesional. Selain itu organisasi profesi guru juga mempunyai kewenangan
Ø  Menetapkan dan menegakkan kode etik guru.
Ø  Memberikan bantuan hukum kepada guru.
Ø  Memberikan perlindungn profesi guru.
Ø  Melakukan pembinaan dan pengembangan profesi guru.
Ø  Memajukn pendidikan nasional

4.  Jenis-jenis Organisasi Profesi Keguruan yang Ada di Indonesia
Secara kuantitas, tidak berlebihan jika banyak kalangan pendidik menyatakan bahwa organisasi profesi kependidikan di indonesia berkembang pesat bagaikan tumbuhan di musim penghujan. Sampai sampai ada sebagian pengemban profesi pendidikan yang tidak tahu menahu tentang organisasi kependidikan itu. Yang lebih dikenal kalangan umum adalah PGR.
Selain PGRI sebagai organisasi yang diakui oleh pemerintah juga terdapat organisasi lain yang disebut Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang didirikan atas anjuran Departeman Pendidikan dan Kebudayaan. Sayangnya, organisasi ini tidak ada kaitan yang formal dengan PGRI. Selain itu ada juga organisasi profesional guru yang lain yaitu Ikatan Sarjana pendidikan Indonesia (ISPI), yang sekarang suda mempunyai banyak devisi yaitu Ikatan Petugas Bimbingan Belajar (IPBI), Himpunan Serjana Administrasi Pendidikan Indonesia (HSPBI), dan lain-lain, hubungannya secara formal dengan PGRI juga belum tampak secara nyata, sehingga belum didapatkan kerjasama yang saling menunjang dalam meningkatkan mutu anggotanya. Berikut ini jenis-jenis organisasi profesi kependidikan yang ada di Indonesia

1)      Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)
PGRI lahir pada 25 November 1945, setelah 100 hari proklamasi kemerdekaan Indonesia. Cikal bakal organisasi PGRI adalah diawali dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) tahun 1912, kemudian berubah nama menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) tahun 1932. Tujuan utama pendirian PGRI adalah:

Ø  Membela dan mempertahankan Republik Indonesia (organisasi perjuangan)
Ø  Memajukan pendidikan seluruh rakyat berdasar kerakyatan (organisasi profesi) Pendirian PGRI sama dengan EI: “education as public service, not commodity”
Ø  Membela dan memperjuangkan nasib guru khususnya dan nasib buruh pada umumnya (organisasi ketenagakerjaan).

Makna dari terwujudnya PGRI sebagai Organisasi Profesi :
  • Wahana memperjuangkan peningkatan kualifikasi dan kompetensi bagi guru.
  • Wahana mempertinggi kesadaran dan sikap guru dan tenaga kependidikan dalam meningkatkan mutu profesi dan pelayanan kepada masyarakat.
  • Wahana menegakkan dan melaksanakan kode etik dan ikrar guru Indonesia.
  • Wahana untuk melakukan evaluasi pelaksanaan sertifikasi, lisensi, dan akreditasi bagi pengukuhan kompetensi profesi guru.
  • Wahana pembinaan bagi Himpunan Profesi dan Keahlian Sejenis di bidang pendidikan yang menyatakan diri bergabung atau bermitra dengan PGRI.
  • Wahana untuk mempersatukan semua guru dan tenaga kependidikan di semua jenis, jenjang, dan satuan pendidikan guna mneningkatkan pengabdian dan peran serta dalam pembangunan nasional
  • Wahana untuk mewujudkan pengabidan secara nyata melalui anak lembaga dan badan khusus.
  • Wahana untuk mengadakan hubungan kerjasama dengan lembaga-lembaga pendidikan, organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan, dan atau organisasi kemasyarakatan umumnya dalam rangka peningkatan mutu pendidikan dan kebudayaan.
2)      Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)

MGMP merupakan suatu wadah asosiasi atau perkumpulan bagi guru mata pelajaran yang berada di suatu sanggar/kabupaten/kota yang berfungsi sebagai sarana untuk saling berkomunikasi, belajar dan bertukar pikiran dan pengalaman dalam rangka meningkatkan kinerja guru sebagai praktisi/perilaku perubahan reorientasi pembelajaran di kelas (Depdiknas,2004: 1).

Menurut Mangkoesapoetra (2004:1) MGMP merupakan forum atau wadah profesional guru mata pelajaran yang berada pada suatu wilayah kebupaten / kota / kecamatan / sanggar / gugus sekolah. Tujuan diselenggarakannya MGMP menurut pedoman MGMP (2004: 2) adalah
a)      Tujuan umum.
Tujuan MGMP adalah untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam meningkatkan profesionalisme guru.
b)      Tujuan khusus.
1.      Memperluas wawasan dan pengetahuan guru mata pelajaran dalam upaya mewujudkan pembelajaran yang efektif dan efisien.
2.      Mengembangkan kultur kelas yang kondusif sebagai tempat proses pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikkan dan mencerdaskan siswa.
3.      Membangun kerjasama dengan masyarakat sebagai mitra guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. (Depdiknas, 2004: 2)

Menurut pedoman MGMP (Depdiknas. 2004: 4) MGMP berperan untuk:
a)      Mengakomodir aspirasi dari,oleh dan untuk anggota.
b)      Mengakomodasi aspirasi masyarakat/stokeholder dan siswa.
c)      Melaksanakan perubahan yang lebih kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran.
d)     Mitra kerja Dinas Pendidikan dalam menyebarkan informasi kebijakan pendidikan.

Adapun fungsi MGMP menurut Mangkoesapoetra (2004: 3) adalah:
a)      Menyusun pogram jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek serta mengatur jadwal dan tempat kegiatan secara rutin.
b)      Memotivasi para guru untuk mengikuti kegiatan MGMP secara rutin, baik di tingkat sekolah, wilayah, maupun kota.
c)      Meningkatkan mutu kompetensi profesionalisme guru dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengujian/evaluasi pembelajaran di kelas sehingga mampu mengupayakan peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan di sekolah.

3)      Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI)
      Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) lahir pada pertengahan tahun 1960-an. Pada awalnya organisasi profesi kependidikan ini bersifat regional karena berbagai hal menyangkut komunikasi antaranggotanya. Keadaan seperti ini berlangsung cukup lama sampai kongresnya yang pertama di Jakarta 17-19 Mei 1984. Kongres tersebut menghasilkan tujuh rumusan tujuan ISPI, yaitu:
a)      Menghimpun para sarjana pendidikan dari berbagai spesialisasi di seluruh Indonesia.
b)      Meningkatkan sikap dan kemampuan profesional para angotanya.
c)      Membina serta mengembangkan ilmu, seni dan teknologi pendidikan dalam rangka membantu pemerintah mensukseskan pembangunan bangsa dan Negara.
d)     Mengembangkan dan menyebarkan gagasan-gagasan baru dan dalam bidang ilmu, seni, dan teknologi pndidikan.
e)      Melindungi dan memperjuangkan kepentingan profesional para anggota.
f)       Meningkatkan komunikasi antaranggota dari berbagai spesialisasi pendidikan.
g)      Menyelenggarakan komunikasi antarorganisasi yang relevan.

      Pada perjalanannya ISPI tergabung dalam Forum Organisasi Profesi Ilmiah (FOPI) yang terlealisasikan dalam bentuk himpunan-himpunan. Yang tlah ada himpunannya adalah Himpunan Sarjana Pendidikan Ilmu Sosial Indonesia (HISPIPSI), Himpunan Sarjana Pendidikan Ilmu Alam, dan lain sebagainya.

4)      Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI)
      Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) didirikan di Malang pada tanggal 17 Desember 1975. Organisasi profesi kependidikan yang bersifat keilmuan dan profesioal ini berhasrat memberikan sumbangan dan ikut serta secara lebih nyata dan positif dalam menunaikan kewajiban dan tanggung jawabnya sebagai guru pembimbing. Organisasi ini merupakan himpunan para petugas bimbingan se Indonesia dan bertujuan mengembangkan serta memajukan bimbingan sebagai ilmu dan profesi dalam rangka peningkatan mutu layanannya.
      Secara rinci tujuan didirikannya Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) adalah sebagai berikut ini.
a)      Menghimpun para petugas di bidang bimbingan dalam wadah organisasi.
b)      Mengidentifikasi dan mengiventarisasi tenaga ahli, keahlian dan keterampilan, teknik, alat dan fasilitas yang telah dikembangkan di Indonesia di bidang bimbingan, dengan demikian dimungkinkan pemanfaatan tenaga ahli dan keahlian tersebut dengan sebaik-baiknya.
c)      Meningatkan mutu profesi bimbingan, dalam hal ini meliputi peningkatan profesi dan tenaga ahli, tenaga pelaksana, ilmu bimbingan sebagai disiplin, maupun program layanan bimbingan (Anggaran Rumah Tangga IPBI, 1975).
d)     Untuk menopang pencapaian tujuan tersebut dicanangkan empat kegiatan, yaitu:
e)      Pengembangan ilmu dalam bimbingan dan konseling;
f)       Peningkatan layanan bimbingan dan konseling;
g)      Pembinaan hubungan dengan organisasi profesi dan lembaga-lembaga lin, baik dalam maupun luar negeri; dan
h)      Pembinaan sarana (Anggaran Rumah Tangga IPBI, 1975).
i)        Kegiatan pertama dijabarkan kembali dalam anggaran rumah tangga (ART IPBI, 1975) sebagai berikut ini.
j)        Penerbitan, mencakup: buletin Ikatan Petugas Bmbingan Indoesia dan brosur atau penerbitan lain.
k)      Pengembangan alat-alat bimbingan dan penyebarannya.
l)        Pengembangan teknik-teknik bimbingan dan penyebarannya.
m)    Penelitian di bidang bimbingan.
n)      Penataran, seminar, lokakarya, simposium, dan kegiatan-kegiatan lain yang sejenis.
o)      Kegiatan-kegiatan lain untuk memajukan dan mengembangkan bimbingan.

C.    Kode Etik Profesi Guru
      Kode etik profesi adalah suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu kelompok masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial, namun bila ada kode etik yang memiliki sanksi yang agak berat, maka masuk dalam kategori norma hukum. Jadi kode etik profesi guru adalah satu tatanan etika yang harus ada pada seorang pendidik dalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar dan pembimbing bagi peserta didiknya.
      Adanya kode etik guru, menurut Achmad Sanusi, bertujuan sebagai rambu-rambu, rem, dan pedoman dalam tindakan guru khususnya saat kegiatan mengajar. Alasannya, guru harus bertanggung jawab dengan profesi maupun hasil dari pengajaran yang ia berikan kepada siswa,sehingga tidak terjadi malapraktik pendidikan. Adapun Kode Etik Guru Indonesia adalah :
1.      Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia indonesia seutuhnya berjiwa Pancasila.
2.      Guru memiliki dan melaksanakan kewjujuran professional.
3.      Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.
4.      Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar.
5.      Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.
6.      Guru secara pribadi dan secara bersama-sama mengembangkandan meningkatkan mutu dan martabat profesinya.
7.      Guru memelihara hubungan profesi semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan nasional.
8.      Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organiosasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.
9.      Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan

D.    Kompetensi Guru
      Guru adalah salah satu unsur penting yang harus ada sesudah siswa. Apabila seorang guru tidak punya sikap profesional maka murid yang di didik akan sulit untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Hal ini karena guru adalah salah satu tumpuan bagi negara dalam hal pendidikan. Dengan adanya guru yang profesional dan berkualitas maka akan mampu mencetak anak bangsa yang berkualitas pula. Kunci yang harus dimiliki oleh setiap pengajar adalah kompetensi. Kompetensi adalah seperangkat ilmu serta ketrampilan mengajar guru di dalam menjalankan tugas profesionalnya sebagai seorang guru sehingga tujuan dari pendidikan bisa dicapai dengan baik.
      Sementara itu, standard kompetensi yang tertuang ada dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional mengenai standar kualifikasi akademik serta kompetensi guru dimana peraturan tersebut menyebutkan bahwa guru profesional harus memiliki 4 kompetensi guru profesional yaitu kompetensi pedagogik dan kompetensi kepribadian, profesional serta kompetensi sosial.
Dari 4 kompetensi guru profesional tersebut harus dimiliki oleh seorang guru melalui pendidikan profesi selama satu tahun.  Berikut ini adalah penjelasannya 4 kompetensi guru profesional:
1.      Kompetensi Pedagogik
Kompetensi ini menyangkut kemampuan seorang guru dalam memahami karakteristik atau kemampuan yang dimiliki oleh murid melalui berbagai cara. Cara yang utama yaitu dengan memahami murid melalui perkembangan kognitif murid, merancang pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran serta evaluasi hasil belajar sekaligus pengembangan murid.

2.      Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian ini adalah salah satu kemampuan personal yang harus dimiliki oleh guru profesional dengan cara mencerminkan kepribadian yang baik pada diri sendiri, bersikap bijaksana serta arif, bersikap dewasa dan berwibawa serta mempunyai akhlak mulia untuk menjadi sauri teladan yang baik.

3.      Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional adalah salah satu unsur yang harus dimiliki oleh guru yaitu dengan cara menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam. 

4.      Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial adalah salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pendidik melalui cara yang baik dalam berkomunikasi dengan murid dan seluruh tenaga kependidikan atau juga dengan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.